Tata Cara Berlalu Lintas Dan Safety Riding


safety Riding




A. Penggunaan Jalur Jalan : (Pasal 51 PP. No. 43 Th 1993)
    1. Tata cara berlalu lintas mengambil jalur jalan sebelah kiri
    2. Penggunaan selain jalur kiri apabila :
        a. Melewati kendaraan didepan.
        b. Ditunjuk / ditetapkan petugas yg berwenang.


B. Tata Cara Melewati : (Pasal 52 PP. No. 43 Th 1993)
    Pengemudi yg akan melewati kendaraan lain harus :
    1. Harus mempunyai pandangan yg bebas & menjaga ruang yg cukup bagi kendaraan yg dilewatinya.
    2. Mengambil lajur/jalur sebelah kanan kendaraan yg dilewatinya.
    3. Dalam keadaan tertentu boleh sebelah kiri, bila :
         a. Lajur kanan macet.
         b. Bermaksud belok kiri.



C. Pengemudi Dilarang Melewati : (Pasal 55 PP.No.43 Th 1993)
    1. Kendaraan lain di persimpangan atau persilangan sebidang.
    2. Kendaraan lain yg sedang memberikan kesempatan menyeberang kepada pejalan kaki atau pengendara sepeda.


D. Pengemudi Yang Akan Dilewati Kendaraan Lain Wajib : (Pasal 56 PP 43/93)

    1. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi kend yg akan melewati.
    2. Memberi kesempatan / menjaga kecepatan agar dapat dilewati dengan aman.


E. Tata Cara Berpapasan : (Pasal 57 PP. No. 43 Th 1993)
    1. Berpapasan pada jalan yg tidak ada pemisah, harus memberikan ruang gerak yg cukup disebelah kanan kendaraan.
    2. Bila ada rintang didepan, dahulukan kendaraan dari arah berlawanan.
    3. Pada tanjakan/menurun tak mungkin berpapasan maka dari itu yg menanjak didahulukan.



F. Tata Cara Membelok : (Pasal 59 PP. No. 43 Th 1993)
     1. Pengemudi yg akan membelok/berbalik arah atau berpindah lajur, harus :
         a. Mengamati situasi didepan, samping & belakang;
         b. Memberi isyarat dgn lampu/lengan
     2. Pengemudi dapat langsung belok kiri pd setiap persimpangan jalan kecuali ditentukan lain oleh rambu atau alat pemberi isyarat lalu lintas (apill)


G. Memperlambat Kendaraan : (Pasal 60 PP. No. 43 Th 1993)
   1. Pengemudi Harus Memperlambat Kendaraan, Apabila Akan Melewati :
        a. Kend. umum yg sedang menaikkan / menurunkan penumpang;
        b. Kend. tdk bermotor yg ditarik hewan, hewan yg ditunggangi atau digiring
    2. Pengemudi dilarang melewati :
        a. Kend lain di persimpangan / persilangan sebidang dg K.Api
        b. Kend yg sedang memberi kesempatan menyeberang kepada pejalan kaki atau sepeda


H. Posisi Kendaraan di Jalan (Pasal 61 PP. No. 43 Th 1993)
    1. Dua lajur/lebih searah,kendaraan berkecepatan lebih rendah daripada kendaraan lain HARUS  mengambil lajur KIRI.
    2. Perpindahan lajur harus memperhatikan situasi kendaraan didepan, samping dan belakang serta memberikan isyarat lampu penunjuk arah.
    3. Jika jalur dilengkapi rambu-rambu dan atau marka petunjuk kecepatan, maka kendaraan harus berada pada lajur sesuai kecepatannya.


I. Hak Utama Pada Persimpangan Dan Perlintasan Sebidang :  (Pasal 63 PP. No. 43 Th 1993)
    1. Persimpangan tidak dengan apill Pengemudi wajib memberikan hak utama kepada :
        a. Kend. yg dtng dr arah DEPAN dan/atau cabang persimpangan lain, jika dinyatakan dgn rambu/marka.
        b. Kend. dr JALAN UTAMA, bila pengemudi datang dr jalan lebih kecil/gang/pekarangan.
        c. Kend. yg datang dr arah cabang persimpangan SEBELAH KIRI,untuk persimpangan 4 atau lebih sama besar.
        d. Kend. yg datang dr arah cabang persimpangan SEBELAH KIRI, untuk persimpangan 3 TIDAK tegak lurus.
        e. Kend. yg datang dr arah cabang persimpangan YANG LURUS, untuk persimpangan 3 tegak lurus.

   2.  Persimpangan dgn Bundaran, hak utama pada kendaraan yg telah berada di seputar bundaran.

   3.  Pada Persilangan Sebidang dgn Jalan Rel (KERETA API), pengemudi harus :
        a. Mendahulukan kereta api.
        b. Memberikan hak utama kepada kendaraan yg lebih dahulu melintasi rel.


J. Berhenti dan Parkir : (Pasal 66 PP. No. 43 Th 1993)
    1. Setiap jalan dapat digunakan sebagai Tempat Berhenti/Parkir bila TIDAK ADA RAMBU, MARKA atau TANDA Lain atau DITEMPAT TERTENTU, Seperti :
        a. Sekitar tempat penyeberangan pejalan kaki / sepeda;
        b. Pada jalur khusus pejalan kaki;
        c. Pada tikungan;
        d. Diatas jembatan;
        e. Dekat persimpangan / perlintasan Kereta api;
        f. Didepan pintu keluar masuk pekarangan;
        g. Pada tempat yang dapat menutupi rambu, APIL;
        h. Dekat keran pemadam kebakaran atau sumber air sejenis.

   2. Kend. Berhenti/Parkir dalam Keadaan Darurat WAJIB memasang segitiga PENGAMAN, LAMPU ISYARAT BAHAYA atau ISYARAT Lainnya.


K. Peringatan dengan bunyi :(Pasal 71 PP. No. 43 Th 1993)
     1. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON) DIGUNAKAN APABILA :
          a. Diperlukan untuk keselamatan;
          b. Melewati kendaraan bermotor lain;

     2. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON) DILARANG :
          a. Pada tempat tertentu dinyatakan dengan rambu;
          b. Bunyi yg dikeluarkan tidak sesuai persyaratan teknis dan baik jalan kendaraan bermotor;




L. Penggunaan Lampu : (Pasal 73 PP. No. 43 Th 1993)

    1. Pengemudi Kendaraan Bermotor di Malam Hari/ Waktu Gelap, WAJIB MENYALAKAN LAMPU, yang meliputi :
         a. Lampu utama dekat;
         b. Lampu posisi depan & blkg;
         c. Lampu tanda nomor kendaraan;
         d. Lampu batas bagi kendaraan tertentu;

    2. Pengemudi Kendaraan Bermotor Dilarang :
        a. Menyalakan/menggunakan lampu-lampu selain yg diwajibkan kecuali tidak membahayakan/mengganggu pemakai jalan lain;
        b. Menyalakan lampu jauh waktu berpapasan;
        c. Menyalakan lampu kabut pada waktu cuaca terang;
        d. Menutup lampu penunjuk arah, lampu mundur dan lampu isyarat peringatan bahaya;
        e. Menyalakan lampu peringatan berwarna biru atau merah;




M. Perilaku Pengemudi Terhadap Pejalan Kaki : (Pasal 84 PP. No. 43 Th 1993)

      Pengemudi kendaraan bermotor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki :
        1. Yang berada /berjalan pada bagian jalan utk pejalan kaki;
        2. Yang akan / sedang menyeberang jalan.



N. Pejalan Kaki : (Pasal 91 PP. No. 43 Th 1993)
        1. Berjalan pada fasilitas utk pejalan kaki / paling kiri;
        2. Paling kiri bila mendorong kereta dorong;
        3. Menyeberang ditempat yang ditentukan, bila tdk ada à ditempat yang menjamin keselamatan & kelancaran lalu lintas;
        4. Rombongan Pejalan Kaki (mis: Gerak jalan) menggunakan lajur paling kiri.

Source : NTMC Korlantas polri


Tidak ada komentar :

Posting Komentar